Breaking News
SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI
ASSALAMU'ALAIKUM Wr.Wb

my blog

enamberita.blogspot.com

Friday 27 November 2015

Perkembangan Seni Ukir Jepara




 
Perkembangan Seni Ukir Jepara...
            Seni ukir Jepara telah mampu mengangkat Jepara menjadi terkenal baik di tingkat Nasional maupun Internasional.Hasil seni ukir Jepara yang berupakerajina perabot rumah tangga, dan hiasan bangunan rumah model ukirannya berbentuk ukira cembung, ukiran cekung, ukiran susun, ukiran garis, ukiran patokan, dan ukiran tembus.Kesinambungan budaya seni ukir Jepara dapat diketahui berdasarkan ragam hias yang digunakan sampai sekarang.Seni ukir Jepara mempunyai 5 motif ukir dasar yang lazim digunakan.Kelima motif dasar tersebut masing-masing mempunyai variasi tersendiri, motifnya yaitu : motif geometris, motif binatang, motif pigural, motif tumbuhan, dan motif-motif lain.Motif-motif itu selain diukirkan secara natural ada juga yang diukirkan dalam bentuk stiliran. Ragam hias seni ukir Jepara mempunyai banyak persamaan  dengan ragam hias yang terdapat pada kekunaan Masji Mantingan. Dengan demikian seni ukir Jepara bisa dikatakan bertolak dari tradisi lama.
            Perkembangan seni ukir Jepara telah mengalami kemajuan dan kemunduran. Pada satu sisi, minat masyarakat untuk mengembangkan kerajinan ini meningkat tapi pada sisi lainnya, minat masyarakat untuk menekuni seni ukiran menurun. Perkambangan desain seni ukir Jepara juga bisa dilihat dari hasil karya para generasi perajin muda. Salah satunya yang dalam segi desain seni ukir ini berkembang adalah model serta desain furniture. Memang desainnya tidak berubah secara total , namun mulai muncul ide-ide desain baru yang tetap mengangkat nuansa lokal.
            Dibalik keagungan seni ukir Jepara yang tersohor hingga ke mancanegara, disisi lain muncul berbagai permasalahan yang kaitannya dengan masa depan seni ukir Jepara itu sendiri.Seiring dengan perkembangan jaman yang serba menggunakan teknologi sebagai alat penunjang hidup bahkan bisa dikatakan sebagai kebutuhan pokok manusia membuat kerajinan seni ukir mulai tersisihkan.Dibuktikan dengan berkurangnya minat anak muda guna belajar mengukir sampai 50% dari 5 tahun belakangan ini, sumber didapat dari berbagai media. Minat generasi muda untuk mengukir sudah berkurang, dan berkurangnya minat ini disebabkan oleh proses belajar seni ukir ini yang memakan waktu yang cukup lama.Untuk dapat mencapai level mengukir relief, membutuhkan waktu paling sebentar yaitu 10 tahun lebih menurut para ahli. Selain itu pula dirasa pekerjaan sebagai pengrajin ukir sudah tidak lagi populer di mata anak muda sekarang.Mereka lebih memilih mendapatkan pekerjaan di kantor-kantor perusahaan dari pada harus berkotor-kotor mengukir.
           
Realita yang nampak sekarang ini...?!
            Anak-anak dan generasi muda Jepara, sudah tidak begitu tertarik terhadap seni ukir. Tidak hanya anak sekolah, para generasi muda yang bekerja dalam bidang tukang ukir (perajin ukir) sudah tidak mau belajar seni ukir. Hal ini tentu sangat memprehatinkan akan kelangsungan hidup Seni Ukir Jepara itu sendiri. seperti yang dipaparkan oleh Hendriyo bahwa “Selain itu, minat siswa terhadap ukir dan pertukangan kayu sangat kurang. Hal itu dibarengi dengan mulai berkurangnya tenaga pengukir muda di desa ukir Jepara, Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara. Dari sekitar 8.000 jiwa penduduk desa, perajin ukiran hanya 30 persen. Padahal, dahulu, separuh lebih penduduk Mulyoharjo menjadi perajin ukir-ukiran.Dan yang menjadi tukang ukir mencapai 70 % rata-rata berusia tua (30 tahun ke atas).
            Kreatifitas generasi muda dalam mendesain ukiran memang perlu untuk diapresiasi oleh berbagai pihak. Tapi, berkurangnya minat mereka dalam mengukir lebih perlu untuk diwaspadai. Sebab, Jepara bisa hilang julukannya sebagai Kota Ukir Kayu Jati. Oleh karena itu perlu adanya upaya dari berbagai pihak untuk meningkatkan kembaliminat generasi muda untuk belajar mendesain serta mengukir. Apakah dengan cara menggelar berbagai kompetisi ukir bagi semua kalangan masyarakat tanpa kriteria umur, kompetisi mengukir bebas tanpa dibatasi  dengan jenjang pendidikan, kompetisi ukiran kaligrafi Arab, dan lain-lain.

Upaya yang harus ditempuh.....
            Guna meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dan sebagai uapaya untuk pelestarian  seni ukir di Jepara misalnya, dilakukan melalui pendidikan Sekolah Menengah Industri Kerajinan Negeri dan Akademi Teknologi Perkayuan dan pendidikan non formal melalui kursus-kursus dan latihan-latihan. Dengan penigkatan kualitas sumber daya manusia ini diharapkan bukan saja dapat memacu kualitas produk, tatapi juga memacu semangat masyarakat khususnya anak-anak muda untuk kembali mencintai dan mempelajari kesenian yang selama ini melambungkan nama Jepara dikancah Internasional.
            Peningkatan kualitas dan pengawasan mutu memang menjadi obsesi Jepara dalam memasuki pasar internasional, yang bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan luar negri terhadap produk industri ukir Jepara. Karena itu pengendalian mutu dengan mengacu pada sistim standard internasional merupakan hal yang tidak dapat di tawar-tawar lagi.Maka dari itu pemerintah harus gencar mengupayakan sedini mungkin agar target semua itu dapat segera terealisasikan kembali.Caranya dengan menerapkan keterampilan ukir  sebagai mata pelajaran wajib di jenjang sekolah-sekolah mulai dari tingakat paling dasar hingga keperguruan tinggi. Dimulai dengan pengenalan-pengenalan tentang Seni ukir hingga pada praktik pelaksanaan pembuatan ukiran itu sendiri.Bisa juga melalui kursus-kursus baik itu yang dikelola warga pemerhati seni juga bisa dari pemerintah daerah.Pemerintah juga harus sesering mungkin membuat program-program promosi seperti pameran yang bertajuk Seni Ukir Jepara baik itu setingkat propinsi,Nasional, bahkan tingkat Internasional.Semua upaya itu dapat berjalan dengan baik apabila semua pihak yang terkait baik itu dari Pemda maupun pemerintah pusat dapat melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, bukan tidak mungkin Ukiran Jepara dapat kembali berjaya di mata dunia.
 
Oleh : Fitriyo_mahasiswa Unisnu Jepara fakultas tarbiyah semester 7


No comments:

Post a Comment

Designed By