Assalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu...
Innal hamda
lillah, nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruh. Wana’uudzu billahi min
syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-aati a’maalina. Man yahdihillahu falaa
mudhillalalah, wa man yudhlilhu falaa haadiyalah.
Asyhadu allaa
ilaaha illallohu wahdahuu laa syariikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhuu
warosuuluhu.
‘Ammaa ba’du..
Yang saya hormati, para dewan juri. Dan
teman teman peserta lomba yang semoga dirahmati Allah...
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT , yang karena pada kesempatan kali ini masih di beri
kesempatan untuk menyampaikan sebuah
pidato dari kami yaitu tentang birrul walidain atau berbakti kepada
kedua orang tua...
Tak lupa sholawat
dan salam kita ucapkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang
senantiasa kita tunggu syafaatnya di hari akhir kelak.
Ayyuhal Muslimiin...
Salah satu ibadah
teragung di dalam Islam setelah mentauhidkan Allah adalah berbakti kepada orang
tua. Berbakti kepada siapa...? “orang-tua...”
Ketahuilah, sungguh bahwasanya berbakti
kepada orang tua hukumnya adalah wajib, fardhu ‘ain. Tak peduli siapa orangtua
kita, pekerjaannya, kehidupan sehari-harinya... Yang kita panggil ayah atau
ibu, mama atau papa dirumah. Merekalah orang tua kita.
Pernahkah terbayang dalam benak kita,
saat kita sedang berada dalam perut ibu.... betapa susahnya ia membawa kita
kemanapun ia pergi? Namun sekalipun ia tak pernah mengeluh, ada makhluk lain
*yaitu kita sendiri* dalam perutnya....
Pernahkan terbayang dalam benak kita,
ayah atau bapak setiaphari bekerja tanpa kenal lelah... mencari uang
mati-matian hanya untuk membiayai hidup kita... agar kita bisa makan dan
sekolah dengan enak?
Bayangkan saudara-saudara, betapa berat
nya beban dan tanggung jawab yang ada pada pundak-pundak mereka??
Hadirin sekalian yang dirahmati
Allah...
Sungguh Allah subhaanahu wa ta’aalaa
telah berfirman dalam al-Quran surat Luqman ayat 14, yang berbunyi :
A’uudzu billahi
minasy syaithoonirrojiim....
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
Artinya : “dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbakti) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya
dalam keadaan lemah yang betambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.
Bersyukurklah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah
tempat kembalimu.”
Dan juga firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Yang artinya:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Yang artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua”
Ayat tadi
memerintahkan kepada kita agar senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
dan berbuat baik kepada kedua orangtua kita. Cobalah kita hitung jasa kedua orangtua kita, tentu tidak akan
mampu menghitungnya, karena jasa mereka sangat besar tiadaterkira.
Para dewan Juri yang kami hormati.....
Ada suatu kisah,
menceritakan tentang tiga orang yang terjebak di dalam goa. Di antar ketiga
orang tersebut dalah satu orang yang bertawasul *berdoa dengan menggunakan
perantara* kebaktian kepada kedua orang tuanya...
Dia berakata :
“Ya Allah, aku memiliki orangtua yang sudah
lanjut usianya dan aku tidak pernah memberikan minum kepada siapapun sebelum
keduana minum, baik dari keluargaku dan hamba sahaya yang aku miliki. Pada
suatu hari aku mencari kayu dan daun-daunan untuk makan ternak di tempat yang
amat jauh. Aku belum bisa pulang menemui kedua orangtuaku hingga mereka
tertidur. Setelah itupun aku masi memerah susu untuk keduanya, dan saat aku
menemui keduanya untuk memberikan minuman tersebut ternyata kedua masih
tertidur lelap. Aku tidak bisa membangunkan mereka dan memberikan minuman
tersebut kepada siapapun sebelum kedua orangtuaku meminumnya, sekalipun untuk
keluarga dan hamba sahayaku. Aku tetap menantikan bangun keduanya dengan gelas
itu dan tetap ada di tanganku, hingga fajar menyingsing, di saat itulah
anak-anak kamu menangis karena lapar. Maka, setelah keduanya bangun dari
tidurnya lalu merekapun meminumnya. ‘Ya Allah, jikalau aku yang mengerjakan
yang sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaan-Mu, makan lapangkanlah
kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutup ini.”
Kemudian batu besar itupun tiba-tiba
terbuka sedikit.
Segenap dewan juri dan
Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati Allah...
Sepenggal kisah di
atas patut kita teladani. Hal tersebut merupakan contoh nyata bagaimana seorang
anak berbakti kepada kedua orang tuanya dengan cara tidak memberikan minum
kepada siapapun sebelum orang tuanya minum.
Ingatlah bahwa “ridholloohi fii
ridhol walidaini, wa sakhotullohi fii sakhotil waalidaini”. Keridhaan Allah
ada pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan
orang tua. (hadits riwayat tirmidzi)
Dalam sebuah kisah yang lain di ceritakan
:
Suatu hari, ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?”
“Ibumu,” jawab Nabi singkat.
”Lalu siapa lagi?” sahabat kembali bertanya.
“Ibumu,” Nabi tetap memberi jawaban yang sama.
“Lalu siapa?” sahabat itu terus bertanya.
“Ibumu,” lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali.
“Lalu siapa, wahai Nabi?”
“Ayahmu.”
Suatu hari, ada seorang sahabat bertanya kepada Nabi SAW, “Siapakah yang patut memperoleh penghormatan terbaik dariku, wahai Nabi?”
“Ibumu,” jawab Nabi singkat.
”Lalu siapa lagi?” sahabat kembali bertanya.
“Ibumu,” Nabi tetap memberi jawaban yang sama.
“Lalu siapa?” sahabat itu terus bertanya.
“Ibumu,” lagi-lagi Nabi memberi jawaban yang sama hingga tiga kali.
“Lalu siapa, wahai Nabi?”
“Ayahmu.”
Islam adalah agama
yang sangat menjunjung tinggi ajaran berbakti kepada kedua orang tua. Bahkan
Islam menjadikan berbakti kepada kedua orang tua sebagai sarana meraih Syurga
Allah. Sungguh sangat rugi dan celaka seorang muslim yang mendapati kedua orang
tuanya masih hidup namun tidak bisa mengantarkannya kepada surga.
Maka dari itu
,selagi masih ada kesempatan berbakti kepada kedua orang tua kita, marilah
senantiasa kita iringi hari-hari kita dengan pengabdian kepada kedua orang tua
kita dengan penuh ketulusan dan keikhlasan.
Namun jika orang
tua kita sudah tiada bukan berarti kita sebagai anak telah lepas tanggung jawab
untuk berbakti kepada kedua orang tua kita...
dalam sebuah kisah di terangkan:
pada suatu hari Rosulullah
di datangi oleh seorang laki - laki dengan bertanya :
Ya...Rosulullah adakah yang masih bisa saya lakukan untuk
berbakti kepada orang tua saya yang sudah meninggal ?
Rosulullah
lalu menjawab :
Ada, yaitu :
dengan cara
mendoakannya
memintakan
ampun kepada Allah
memenuhi
janji mereka berdua
menyambung
sanak saudaranya
Banyak di antara
manusia zmaan sekarang yang tidak lagi mau memperhatikan orangtuanya,
meneleantarkannya, bahkan sampai ada yang mencelakakannya atau membunuhnya. Na’udzu
billahi min dzalik...
Beberapa hal yang menurut kita sepele,
yang berkaitan dengna kedurhakaan seorang anak kepada orang tua adalah sebgai
berikut :
-
Pertama, membuat keduanya menangis dan bersedih, dengan cara apapun baik
dengan ucapan maupun perbuatan.
-
Kedua, membentak keduanya dengan cara mengeraskan suara dan berkata-kata
dengna kasar kepada kedua orang tua.
-
Ketiga, berkata-kata dengan “ah” dan kesal terhadap perintah ibunya.
-
Keempat, bermuka masam dan mengerutkan dahi di hadapan keduanya.
-
Kelima, memandang keduanya dengan pandangan penghinaan.
-
Keenam, memerintah keduanya.
-
Ketujuh, mencela makanan yang disiapkan ibu.
-
Kedelapan, tidak membantu keduanya dalam pekerjaan rumah.
-
Kesembilan, mencuri dari kedua orangtua.
-
Kesepuluh, menitipkan merak di panti jompo.
Dan masih banyak lagi....
Segenap dewan juri dan
Saudara-saudaraku sekalian yang dirahmati Allah...
Janganlah
sekali-kali kita mendurhakai kedua orang tua kita. Takutlah akan adzab Allah
bagi manusia yang durhaka kepada kedua orang tuanya.
Kisah tentang Si Malinkundang adalah
cerita rakyat yang perlu juga kita ambil huikmahnya. Karena tanpa disadari
ternyata banyak sekali “malinkundang-malinkundang” lain di zaman sekarang ini.
Semoga kita semua yang hadir di sini
mendaapat petunjuk dari Allah dan diberikan kemudahan dalam melaksanakan bakti
kita kepada orang tua. Aamiinn...
Hadirin
semua yang dirahmati Allah...
Marilah
bersama-sama kita berdoa untuk kedua orang tua kita
" Bissmillahirrohmanirrohim....
Allahummaghfirli waliwa lidayya warkham humma kama robbayaani
shoghiiro...."
Subhaanaka
Allahumma wabihamdika, asyhadu allaa ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu
ilaihi.
Hadirin semua yang dirahmati Allah....
Demikianlah yang bisa saya sampaikan, mudah - mudahan
bermanfaat bagi kita dan bila ada kekeliruan kami mohon maaf yang sebesar -
besarnya.
Wabillahi taufik
wal hidayah wassalaamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuhu...
oleh Vara SMP ISLAM AR-RA'IS KECAPI JEPARA
No comments:
Post a Comment